Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit

Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit – Saat terjadi bencana, generasi muda menjadi kelompok masyarakat yang terabaikan. Namun banyak masyarakat yang belum memahami bahwa generasi muda merupakan kelompok yang paling menderita akibat Corona.

Foto: Banyak pemuda yang bermain sepak bola di luar area ring road Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan yang ditutup sementara, Minggu (17/1/2021).

Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit

Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit

Saat terjadi bencana, generasi muda menjadi kelompok masyarakat yang terabaikan. Mereka kerap dituding sulit dikendalikan, sulit menaati peraturan kesehatan, bahkan mengabaikan kesehatan dirinya dan orang di sekitarnya. Namun banyak masyarakat yang belum memahami bahwa generasi muda merupakan kelompok yang paling menderita akibat Corona.

8 Cara Mengurangi Stress Kerja Di Era Kenormalan Baru

Pada masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa, remaja hendaknya banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Membangun relasi, memperluas pengetahuan, mendewasakan perasaan dan pikiran, serta mempersiapkan masa depan. Namun, penyakit tersebut justru mengurung mereka di rumah dengan penuh ketidakpastian.

Kelesuan ekonomi dan pengangguran membuat mereka bertanya-tanya mengenai masa depan mereka. Kurangnya pembelajaran (learning loss) menimbulkan keraguan terhadap kesiapan mereka menghadapi persaingan yang tentunya semakin berat ketika kesempatan kerja terbatas.

Kebosanan tinggal di satu tempat dalam waktu yang lama, kurangnya kamar pribadi, kekhawatiran terhadap keuangan keluarga, dan konflik dalam rumah tangga membuat sebagian anak muda turun ke jalan. Saat bencana terjadi, banyak anak muda yang bersepeda di kota, berkeliaran di jalanan, dan berkeliaran tanpa tujuan hingga fajar.

Dampak negatif insomnia ada yang baik, mulai dari kecenderungan menarik diri dari teman dan keluarga, alasan kecil, hingga kemarahan.

Sehat Di Tengah Kesibukan: Strategi Menjaga Kesehatan Mental Dan Fisik Bagi Mahasiswa Baru

Mereka yang tinggal di rumah juga menghadapi situasi darurat. Kurangnya tugas sekolah membuat mereka terbangun di malam hari. Kesulitan memahami pelajaran online menambah bobotnya dan mengganggu pola tidur.

Namun, banyak orang yang menghilangkan stres dengan menggunakan alat yang tanpa disadari dapat menimbulkan stres baru. Bermain video game online, mengakses situs media sosial, atau mengakses forum online hingga tengah malam dapat semakin mengganggu jam tubuh mereka.

Kurangnya keseimbangan hidup dan kurangnya waktu tidur pada akhirnya membuat banyak generasi muda mengalami stres, kecemasan dan mengalami depresi yang mempengaruhi suasana hati, kemampuan belajar dan produktivitas. Konsumsi rokok dan alkohol meningkat selama bencana, sehingga memperburuk kesehatan mereka.

Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit

Bagi remaja, tidur malam yang cukup merupakan investasi penting bagi kesehatan mental dan fisik mereka saat ini dan di masa depan. Kaum muda berusia 12-18 tahun disarankan untuk tidur 8-10 jam setiap malam, sedikit lebih banyak dibandingkan orang dewasa berusia 18-64 tahun yang diharapkan tidur 7-9 jam setiap malam.

Gangguan Kesehatan Mental, Semakin Ngetren Dan Perlu Diwaspadai

Anak muda biasanya tidur sebelum tengah malam. Akibatnya, mereka bangun dengan lambat. Keadaan ini, seperti disebutkan Raising Children Network, Australia, terjadi karena kaum muda melepaskan melatonin, yang mengatur pola tidur, sebelum tengah malam sehingga memengaruhi jam tubuh mereka. Selain itu, pematangan otak pada masa kanak-kanak juga membuat mereka terjaga lebih lama.

Namun, penyakit ini mengganggu tidur mereka, membuat kaum muda rentan terhadap stres, kecemasan, dan depresi. Sebuah studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS yang diterbitkan pada Agustus 2020 menunjukkan bahwa 62,9 persen remaja berusia 18-24 tahun di negara tersebut menderita depresi dan kecemasan, angka tertinggi di antara kelompok masyarakat lainnya.

Di Indonesia, kajian penyakit jiwa saat bencana tidak didasarkan pada usia. Namun data pantauan mandiri Ikatan Psikiater Indonesia April-Oktober 2020 menunjukkan 68 persen responden mengalami gangguan psikologis saat bencana, berupa stres, kecemasan, dan kelemahan mental.

Gejala depresi yang paling umum pada remaja adalah sulit tidur tepat waktu dan kurang tidur. Gejala-gejala ini juga berlaku pada orang dewasa. Menurut BBC, pada 8 Maret 2021, sekitar 92 persen penderita depresi dewasa mengeluh sulit tidur. Namun, yang sering tidak disadari adalah masalah tidur bisa memperparah depresi.

5 Cara Meningkatkan Kesadaran Akan Kesehatan Mental

Kondisi ini menyebabkan insomnia dan kecemasan berjalan beriringan. Betapapun lelahnya fisik seseorang, jika pikiran dan suasana hatinya tidak tenang dan dipenuhi berbagai kekhawatiran, maka akan sulit untuk tertidur dan nyenyak.

Anak-anak warga yang main hakim sendiri tertidur di jalanan setelah seharian lelah memetik botol, Kamis malam (29/1/2021) Jalan Gajah Mada, Medan, Sumatera Utara.

Bagi generasi muda yang pikiran dan perasaannya masih berkembang, keadaan ini akan berdampak signifikan terhadap kesehatannya. Studi yang dilakukan Faith Orchard dan rekannya dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry, Oktober 2020, menemukan bahwa anak usia 15 tahun yang memiliki kualitas tidur buruk namun tidak memiliki kecemasan lebih besar kemungkinannya mengalami kecemasan dan depresi saat berusia 17 tahun. , 21 dan 24 tahun lebih banyak dibandingkan teman sebayanya yang tidak memiliki masalah tidur.

Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit

Kondisi serupa juga terjadi pada orang dewasa. Sebuah meta-analisis terhadap 34 penelitian terhadap 150.000 responden yang dilakukan oleh Liqing Li dan rekannya di BMC (BioMed Central) Psychiatry, 5 November 2016, menunjukkan bahwa orang yang menderita masalah tidur dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan mereka yang cukup tidur.

8 Cara Menjaga Kesehatan Mental Yang Bisa Dipratikkan

Tentu saja tidak semua orang yang menderita insomnia akan menderita depresi di kemudian hari. Namun, penderita insomnia biasanya khawatir dengan keadaannya di masa depan sehingga dapat berujung pada stres, kecemasan, dan depresi.

Oleh karena itu, masalah insomnia harus menjadi perhatian utama. Dampak negatif insomnia ada yang baik, mulai dari kecenderungan menarik diri dari teman dan keluarga, alasan kecil, hingga kemarahan. Semua ini mempengaruhi kualitas sosial seseorang dan meningkatkan risiko depresi.

Secara biologis, kurang tidur juga meningkatkan peradangan pada tubuh yang dapat menimbulkan beberapa masalah psikologis. Menurut Russel Foster, ahli saraf di Universitas Oxford Inggris, masalah tidur tidak hanya ditemukan pada orang depresi, tapi juga pada penderita gangguan bipolar dan skizofrenia.

Mereka kerap mengalami gangguan ritme sirkadian tubuh yang menyebabkan mereka tidur dan bangun pada waktu yang tidak teratur. Penyakit ini bisa membuat penderitanya terbangun sepanjang malam dan tidur ketika muncul.

Rawat Kesehatan Mental Di Tengah Pandemi

Psikolog Universitas Oxford Daniel Freeman berharap masalah tidur akan mendapat prioritas lebih tinggi dalam perawatan kesehatan mental. Gangguan tidur ini umum terjadi pada banyak orang yang menderita penyakit mental, namun sering kali diabaikan padahal insomnia mudah diobati.

Meski berkaitan erat, hubungan antara kesehatan tidur dan kesehatan mental juga sangat kompleks. Sebuah penelitian yang dilakukan Shirley Reynolds dan rekannya dalam Journal of Complementary and Alternative Medicine, 1 Februari 2020, menemukan bahwa ketika depresi berhasil diobati, masalah tidur tidak serta merta teratasi. Oleh karena itu, masalah tidur dan depresi harus ditangani secara terpisah dan individual.

Obat psikotropika yang mengurangi pikiran negatif dan memberikan rasa rileks dapat membuat seseorang lebih mudah tertidur dan mendapatkan tidur malam yang nyenyak. Upaya ini dapat didukung dengan banyak tindakan lain seperti memaparkan diri pada sinar matahari di pagi hari, merencanakan jam olahraga dan makan hingga beberapa jam sebelum tidur, atau menciptakan kamar tidur yang nyaman dan santai.

Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit

Gangguan tidur dan penyakit jiwa seringkali terjadi bersamaan karena keduanya memiliki penyebab yang sama. Kedua kelainan tersebut dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis, gangguan emosi, dan faktor genetik yang mempengaruhi produksi serotonin (hormon yang memberikan kesenangan dan relaksasi) dan dopamin (hormon yang meningkatkan kesejahteraan).

Mengatasi Tantangan Psikologis Mahasiswa Di Lingkungan Universitas

Kurang tidur dan kesehatan mental dapat memperburuk satu sama lain. Perasaan sedih membuat seseorang mengantuk. Sebaliknya, ketika gangguan tidur terjadi, seseorang sering kali merasa cemas. Namun, bisa jadi gangguan tidur bukanlah penyebab rasa cemas, melainkan merupakan gejala awal dari kondisi mental yang buruk.

Oleh karena itu, permasalahan tidur kronis pada remaja dan dewasa perlu mendapat perhatian serius untuk menjaga kesehatan mentalnya. Intervensi tidur dianggap lebih sederhana dan lebih mungkin berhasil dibandingkan mengatasi masalah psikologis. Unit ini tidak hanya membantu mereka tidur lebih nyenyak, tetapi juga mengurangi risiko atau mencegah masalah psikologis.

Oleh karena itu, perilaku yang masih meremehkan sulit tidur atau susah tidur harus segera diatasi. Dalam budaya timur di kalangan orang Asia, keyakinan bahwa lebih sedikit jam tidur adalah hal yang baik dan lebih banyak jam tidur masih dianggap malas. Pendidikan kesehatan tidur harus terus dilakukan karena tidur sama pentingnya dengan pola makan yang sehat.

Tentu saja, tidur yang cukup tidak serta merta menyelesaikan berbagai masalah mental yang terjadi. Namun dengan kualitas tidur yang lebih baik pada generasi muda, efeknya tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga meningkatkan produktivitas, mengurangi beban penyakit fisik dan mental di kemudian hari, dan tentunya membuat masyarakat bahagia. Tips Kehamilan untuk menjaga mental kesehatan selama kehamilan. epidemi yang efektif. Pelajari cara menjaga kesehatan mental Anda selama masa-masa sulit dengan langkah-langkah sederhana yang dapat Anda gunakan.

Penyebab Gangguan Kesehatan Mental Pada Lansia Dan Cara Mengatasinya

Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan besar pada cara kita menjalani kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita. Salah satu yang terkena dampaknya adalah kesehatan mental.

Stres, kecemasan, dan ketidakpastian telah menjadi bagian dari rutinitas kita sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengambil langkah menjaga kesehatan mental di masa sulit ini.

Kesehatan mental yang baik adalah bagian penting dari kesejahteraan secara keseluruhan. Saat terjadi bencana, kita dapat menghadapi banyak tantangan, termasuk isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, dan ketidakpastian mengenai masa depan. Menjaga kesehatan mental tidak hanya membantu kita menghadapi hari dengan lebih baik, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup dan kemampuan kita untuk menjalani kehidupan yang produktif.

Panduan Untuk Menjaga Kesehatan Mental Selama Masa Sulit

Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk kesehatan mental yang baik. Meski harus menjaga jarak sosial secara fisik, kita tetap bisa tetap terhubung melalui panggilan telepon, panggilan video, atau pesan teks. Berkumpul bersama keluarga dan teman dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.

Ibu, Jaga Anakmu, Jaga Kesehatan Mentalmu Halaman 3

Olahraga teratur diketahui dapat meningkatkan mood dan mengurangi gejala kecemasan dan depresi. Anda tidak harus pergi ke gym untuk berolahraga; Jalan kaki, lari, atau mengikuti kelas olahraga online bisa menjadi pilihan yang efektif.

Meditasi dan meditasi dapat membantu Anda fokus pada masa kini dan mengurangi stres. Luangkan waktu setiap hari untuk duduk diam, tarik napas dalam-dalam, dan pikirkan perasaan Anda.

Artikel Terkait

Leave a Comment